cover
Contact Name
Lalan Ramlan
Contact Email
lalan_ramlan@isbi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
penerbitan@isbi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Seni Makalangan
ISSN : 23555033     EISSN : 27148920     DOI : -
Core Subject : Art,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2020): “Gemulai Gerak Ketubuh Tradisi Mencipta Enerji Dinamis Tari Kreasi”" : 9 Documents clear
STRUKTUR TARI WAYANG ‘ANTAREJA’ GAYA SUMEDANG HASIL TRANSFORMASI IYUS RUSLIANA Pradasta Asyari dan Lilis Sumiati
Jurnal Seni Makalangan Vol 7, No 2 (2020): “Gemulai Gerak Ketubuh Tradisi Mencipta Enerji Dinamis Tari Kreasi”
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v7i2.1412

Abstract

ABSTRAKTari Antareja, diciptakan oleh seorang seniman Sumedang yakni Raden Ono Lesmana Kartadikusumah pada tahun 1950-an. Tari yang dibentuk untuk memenuhi peran tokoh dalam pertunjukan Wayang Wong lakon Subadra Larung ini, telah menjadi salah satu karya tari yang memiliki entitas mempribadi. Entitas tersebut, terwujud dari kesatuan elemen-elemen tari yang saling berkesinambungan sehingga memberikan sentuhan yang mendalam. Agar sentuhan tersebut terjaga, maka dari itu Ono memberikan kualifikasi kepenarian secara khusus terhadap sajian tari Antareja. Akibat dari adanya kualifikasi kepenarian, maka pada akhirnya tari Antareja ini mengalami fase kepunahan. Namun demikian, upaya dari Iyus Rusliana untuk membangkitkan kembali dengan jalan merekomposisi tari Antareja, membuahkan hasil yang signifikan. Capaian dari hasil tersebut yakni, memperkuat identitas dan perwujudan tari Antareja baik dalam wilayah bentuk tari maupun isi tarinya. Selain dari itu, terjadinya proses revitalisasi dengan jalan transfer ilmu yang dijadikan sebagai bahan ajar di kalangan akademisi hingga saat ini.  Kata Kunci: Struktur; Transformasi; Tari Wayang; Antareja; Gaya Sumedang.  ABSTRACT. Wayang 'Antareja' Dance Structure Sumedang Style Transformation Results Iyus Rusliana, Desember 2020. Antareja dance, was created by a Sumedang artist, namely Raden Ono Lesmana Kartadikusumah in the 1950s. The dance, which was formed to fulfill the role of the character in the Wayang Wong performance in the Subadra Larung play, has become one of the dance works that has a personal entity. This entity is manifested from the unity of dance elements that are mutually sustainable so that it gives a deep touch. In order for this touch to be maintained, therefore Ono gave special qualifications of dances to Antareja dance offerings. As a result of this dance qualification, in the end this Antareja dance experienced a phase of extinction. However, the efforts of Iyus Rusliana to revive them by recomposing the Antareja dance have yielded significant results. The achievement of these results, namely, strengthening the identity and manifestation of Antareja dance both in the area of dance form and dance content. Apart from that, there is a revitalization process by means of transfer of knowledge which is used as teaching material in academics to date. Keywords: Structure; Transformation; Wayang Dance; Antareja; Sumedang Style.  
“TAAQUM” KARYA SENI PENCIPTAAN TARI Budi dan Turyati
Jurnal Seni Makalangan Vol 7, No 2 (2020): “Gemulai Gerak Ketubuh Tradisi Mencipta Enerji Dinamis Tari Kreasi”
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v7i2.1413

Abstract

ABSTRAKKarya penciptaan tari dengan judul TAAQUM merupakan karya yang diangkat dari pengalaman empirik penulis, berupa kerinduan akan almarhumah ibu. Penciptaan karya tari TAAQUM adalah sebuah upaya melalui proses kreatif untuk menyampaikan perjuangan dari kegelisahan rasa rindu, dengan metode kreativitas Alma M. Hawkins yang menghasilkan sebuah karya tari kontemporer bertipe dramatik. Karya tari ini lebih berfokus pada proses perjuangan seseorang dalam mengatasi rasa rindu akan almarhumah ibu.   Kata Kunci: TAAQUM, Ibu, Rindu, Perjuangan  ABSTRACT. "Taaqum" Art Works Of Dance Creation, Desember 2020. The dance creation with thetitle TAAQUM is awork lifted from the author’s emprical experience of longing for the deceased mother. The creation of the TAAQUM dance is an effort through a creative process to convey the struggle from anxious longing feelings with Alma M. Hawkins ‘ creative method which produces a dramatic contemporary dance. This dance focuses more on the process of a person’s struggle in overcoming feelings of longing for the deceased mother. Keywords : TAAQUM, Mother, Longing, Struggle     
“ADHYATMAKA” KARYA PENCIPTAAN TARI CONTEMPORARY Gugum Cahyana dan Kawi
Jurnal Seni Makalangan Vol 7, No 2 (2020): “Gemulai Gerak Ketubuh Tradisi Mencipta Enerji Dinamis Tari Kreasi”
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v7i2.1406

Abstract

ABSTRAKKarya tari berjudul Adhyatmaka ini meiliki arti “ilmu kebatinan tertinggi”, diangkat dari cerita proses spiritual Ma’lim dalam kesenian reak. Disajikan dalam bentuk tarian tunggal, memiliki stuktur dramatik, terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal (ngrekes) menggambarkan proses pemanggilan ghoib, adegan tengah (ngajadiekun) menggambarkan proses penyatuan malim dengan ghoib, bagian akhir (nyageurkeun) menggambar proses pemisahan malim dengan ghoib. Metode yang digunakan untuk mewujudkan karya Adhyatmaka yaitu merujuk pada metode penciptaan pendekatan non-tradisi dengan melalui proses; eksplorasi, evaluasi, dan komposisi. Adapun hasil yang dicapai adalah sebuah karya tari kontemporer dengan menghadirkan musik tari yang mendukung susana dan memperkuat setiap adegan, setting bangbarongan sebagai simbol tiga tahapan ghoib yang harus dikuasai oleh seorang ma’lim, usungan, pemilihan rias busana dan tempat pertunjukan yang menjadi satu kesatuan yang utuh. Kata Kunci: Ma’lim, Adhyatmaka. ABSTRACT. "Adhyatmaka" Contemporary Dance Creation Works, Desember 2020. This dance work entitled Adhyatmaka has the meaning of "the highest mysticism", lifted from the story of the spiritual process of Ma'lim in the art of reak. It is presented in the form of a single dance, has a dramatic structure, divided into three parts, namely the initial part (ngrekes) which describes the process of calling ghoib, the middle scene (ngajadiekun) describes the process of unifying malim and ghoib, the final part (nyageurkeun) depicting the process of separating malim from ghoib. The method used to create Adhyatmaka's work refers to the method of creating a non-traditional approach through a process; exploration, evaluation and composition. The results achieved are a contemporary dance work by presenting dance music that supports the atmosphere and strengthens each scene, the setting of the bangbarongan as a symbol of the three stages of ghoib that must be mastered by a ma'lim, a stretcher, the choice of dress and a performance venue that becomes a unity. intact. Keywords: Ma'lim, Adhyatmaka.  
TARI SONTENG KARYA GUGUM GUMBIRA DI PADEPOKAN JUGALA Diana Novita Sari dan Lalan Ramlan
Jurnal Seni Makalangan Vol 7, No 2 (2020): “Gemulai Gerak Ketubuh Tradisi Mencipta Enerji Dinamis Tari Kreasi”
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v7i2.1414

Abstract

ABSTRAKSonténg yang artinya kelabilan atau oléng, merupakan gambaran simbolik yang melambangkan proses pencarian jati diri seorang manusia melawan keterpurukan, kesusahan, kegalauan, yang tetap tegar dan kuat bahkan berupaya keras melawan atau merubahnya menjadi kesuksesan dan kebahagiaan. Repertoar tari Jaipongan karya Gugum Gumbira ini begitu enerjik, memiliki dinamika yang tinggi, dan maskulin. Oleh karena itu, masalah yang menarik untuk dikaji dalam sebuah penelitian yaitu bagaimana struktur tari Sonténg Karya Gugum Gumbira di Padepokan Jugala?. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, maka digunakan pendekatan teori struktur dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan langkah-langkah; studi pustaka, studi observasi, dan studi dokumentasi. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tari Sonténg dibentuk oleh tiga unsur estetika utama yaitu koreografi, iringan tari, dan rias busana tari. Ketiga unsur estetika utama tersebut, melalui pendekatan teori struktur Iyus Rusliana merupakan dua dimensi nilai yaitu bentuk dan isi tari yang saling mengisi dan melengkapi dalam memberikan identitas terhadap repertoar tari Sonténg. Kata Kunci: Tari Sonténg, Jaipongan, Gugum Gumbira.  ABSTRACT. Sonteng Dance By Gugum Gumbira In Padepokan Jugala, Desember 2020. Sonténg, which means unsteadiness or oléng, is a symbolic image that symbolizes the process of finding a human's identity against adversity, distress, turmoil, which remains strong and strong and even strives to fight or turn it into success and happiness. The repertoire of the Jaipongan dance by Gugum Gumbira is energetic, has high dynamics, and is masculine. Therefore, an interesting problem to study in a study is how the structure of the Sonténg Karya Gugum Gumbira dance in Padepokan Jugala? To answer these research questions, a structural theory approach is used using descriptive analysis research methods with steps; literature study, observational study, and documentation study. The results obtained from this study are that the Sonténg dance is formed by three main aesthetic elements, namely choreography, dance accompaniment, and dance dress makeup. The three main aesthetic elements, through the structural theory approach of Iyus Rusliana, are two dimensions of value, namely the form and content of the dance which complement and complement each other in giving identity to the repertoire of Sonténg dance. Keywords: Sonténg dance, Jaipongan, Gugum Gumbira. 
“DISPLACEMENT” KARYA PENCIPTAAN TARI NON TRADISI Denida Priliana dan Alfiyanto
Jurnal Seni Makalangan Vol 7, No 2 (2020): “Gemulai Gerak Ketubuh Tradisi Mencipta Enerji Dinamis Tari Kreasi”
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v7i2.1409

Abstract

ABSTRAKKarya tari ini terinspirasi dari visualisasi rutinitas seseorang bernama Kang Ade (M. Rosidi Ali) yang melakukan rutinitas yang sama selama 16 tahun dengan tujuan untuk mengurangi rasa frustasi yang dimilikinya. Displacement (Pemindahan) merupakan salah satu teori psikologi mekanisme pertahanan diri oleh Sigmund Freud yang sangat menggambarkan kondisi psikologis Kang Ade yang kemudian menjadi sumber ide konsep dan garap tari Displacement dan dikemas menjadi sebuah karya tari dengan pendekatan kontemporer dengan tipe dramatik dan bentuk tari tunggal. Karya inimenggambarkan tentang perjuangan orang frustasi yang ingin ke luar dari zona nyaman (Displacement)-nya namun tetap tidak bisa dan pada akhirnya hanya bertahan dengan Displacement secara terus-menerus. Desain koreografinyaterdiri dari gerak-gerak keseharian, seperti; berjalan, melompat, berlari, terlentang, rol depan, dan rol belakang serta beberapa improvisasi dan interpretasi dari rasa frustasi dari seseorang yang mempunyai gejala Displacement, gerak kinetik olah tubuh dan beberapa gejala tubuh frustasi yang distilisasi.Substansi penuangan rasa, makna simbolis, dan dramatik di dalam karya ini dihasilkan melalui penggarapan koreografi, musik, penggunaan setting, penyesuaian lighting dan rias busana. Semua digabungkan melalui hasil eksplorasi dan evaluasi, dan di komposisikan menjadi sebuah pertunjukan tari yang kreatif dan inovatif. Kata Kunci: Displacement, Kontemporer, Frustasi, Dramatik. ABSTRACT. "Displacement" Non Traditional Dance Creation Works, Desember 2020. This dance work is inspired by the visualization of a person's routine named Kang Ade (M. Rosidi Ali) who has been doing the same routine for 16 years with the aim of reducing his frustration. Displacement is one of the psychological theories of self-defense mechanisms by Sigmund Freud which strongly describes Kang Ade's psychological condition which later became a source of concept ideas and work on the Displacement dance and was packaged into a dance work with a contemporary approach with a dramatic type and a single dance form. This work describes the struggles of frustrated people who want to get out of their comfort zone (Displacement) but still can't and in the end only survive with continuous Displacement. The choreography design consists of everyday movements, such as; walking, jumping, running, supine, front rollers, and rear rollers as well as some improvisation and interpretation of the frustration of a person who has Displacement symptoms, kinetic movements of the body and some symptoms of the frustrated body being sterilized. The substance of the pouring of taste, symbolic meaning, and drama in this work is produced through the cultivation of choreography, music, use of settings, adjustment of lighting and clothing. All are combined through the results of exploration and evaluation, and are composed into a creative and innovative dance performance. Keywords: Displacement, Contemporary, Frustration, Dramatic.
TARI TOPENG TUMENGGUNG JINGGANANOM GAYA SLANGIT Sinta Fitriani dan Nunung Nurasih
Jurnal Seni Makalangan Vol 7, No 2 (2020): “Gemulai Gerak Ketubuh Tradisi Mencipta Enerji Dinamis Tari Kreasi”
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v7i2.1415

Abstract

ABSTRAKTari ‘Topeng Tumenggung Perang Jinggananom’ merupakan salah satu repertoar Topeng Cirebon, di dalamnya bukan hanya berfungsi sebagai pertunjukan namun juga mengandung filosofi tentang kehidupan manusia. Tarian ini menceritakan Tumenggung Magangdiraja yang diutus oleh Raja Bawarna untuk mencari Jinggananom yang kabur, setelah bertemu mereka beradu mulut hingga terjadi peperangan. Metode yang digunakan penulis adalah metode Gawe Jogedan yaitu memahami konsep musik dan pembendaharaan gerakan, menambah dan mengurangi/memadatkan ragam-ragam gerak, serta dengan mengolah irama. Kata Kunci: Topeng Cirebon, Tumenggung Perang Jinggananom, Gawe Jogedan. ABSTRACT. Tari Topeng Tumenggung Jinggananom Dance Slangit Style, Desember 2020. The 'Topeng Tumenggung War of Jinggananom' dance is one of Cirebon Mask repertoire, in which it only functions as a show but also contains a philosophy about human life. This dance tells the not story of Tumenggung Magangdiraja who was sent by King Bawarna to look for Jinggananom who fled, after meeting them arguing until a war broke out. The method used by the author is the Gawe Jogedan method, namely understanding the concept of music and movement vocabulary, adding and subtracting / compressing various movements, and by processing rhythm. Keywords: Cirebon Mask, Tumenggung Jinggananom War, Gawe Jogedan.     
KREATIVITAS ARNI KHARUNIA PADA TARI NYANTING ING BANTENAN DI SANGGAR HARUMSARI PANDEGLANG-BANTEN Khairunnisa Salsabila dan Riyana Rosilaw
Jurnal Seni Makalangan Vol 7, No 2 (2020): “Gemulai Gerak Ketubuh Tradisi Mencipta Enerji Dinamis Tari Kreasi”
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v7i2.1410

Abstract

ABSTRAKTari Nyanting Ing Bantenan  merupakan karya tari kreasi Arni Kharunia di Provinsi Banten, mengangkat nilai-nilai kearifan lokal dengan konsep kebaruan di dalamnya. Tarian ini diciptakan untuk melestarikan tradisi membatik, terlihat dari properti yang digunakan berupa gawangan, kain Batik 4 meter, serta level beroda. Konsep kebaruan dalam bingkai pelestarian tradisi membatik itulah menjadi daya tarik penulis untuk menelitinya, untuk dapat mengetahui proses kreatif yang dilaluinya. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teori kreativitas Rhodes yaitu 4P Pribadi, Proses, Pendorong dan Produk. Terkait dengan teori tersebut, maka metode yang digunakan adalah metode kualitatif melalui pendekatan deskriptif analisis, serta teknik pengumpulan data berupa studi Pustaka, wawancara, dan observasi. Adapun hasil yang dicapai menunjukkan, bahwa Arni Kharunia merupakan seorang pribadi kreatif dengan faktor pendorongnya baik yang bersifat internal maupun eksternal mampu menghasilkan produk kreatif berupa Tari Nyanting Ing Bantenan. Kata Kunci: Arni Kharunia, Kreativitas, Tari Nyanting Ing Bantenan. ABSTRACT. Arni Kharunia's Creativity In Dance Nyanting Ing Bantenan In Sanggar Harumsari Pandeglang-Banten, Desember 2020. Nyanting Ing Bantenan dance is a dance work created by Arni Kharunia in Banten Province, raising the values of local wisdom with the concept of novelty in it. This dance was created to preserve the tradition of batik, seen from the properties used in the form of gawangan, 4 meter Batik cloth, and wheeled levels. The concept of novelty within the framework of the preservation of the batik tradition is the author's attraction to research it, in order to know the creative process going through. Therefore, this study uses the Rhodes creativity theory, namely the 4Ps of Person, Process, Drive and Product. Associated with this theory, the method used is a qualitative method through a descriptive analysis approach, as well as data collection techniques in the form of literature studies, interviews, and observations. The results achieved show that Arni Kharunia is a creative person with internal and external driving factors capable of producing creative products in the form of the Nyanting Ing Bantenan Dance.Keywords: Arni Kharunia, Creativity, Nyanting Ing Bantenan Dance.  
ESTETIKA TARI JAIPONGAN KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA Shinda Regina; Ria Dewi Fajaria; Sopian Hadi
Jurnal Seni Makalangan Vol 7, No 2 (2020): “Gemulai Gerak Ketubuh Tradisi Mencipta Enerji Dinamis Tari Kreasi”
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v7i2.1416

Abstract

ABSTRAKKawung Anten merupakan salah satu tarian Jaipongan yang diciptakan oleh Gugum Gumbira pada sekitar tahun 1991, belatar cerita seorang putri dari Kerajaan Sumedang Larang yang bernama Kawung Anten yang mendapat tugas dari ayahnya yaitu Prabu Jaya Perkosa untuk menjaga pohon hanjuang. Tarian ini memiliki karakteristik yang berbeda dari karya-karya tari Jaipongan yang telah diciptakan sebelumnya, terutama pada properti yang digunakan yaitu duhung (senjata tradisional yang berasal dari Sumedang). Berawal dari perbedaan itulah yang menjadi salah satu ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam upaya mengupas estetika dari Tari Jaipongan Kawung Anten. Penelitian ini menggunakan teori estetika instrumental A.A.M Djelantik dengan memakai pendekatan metode kualitatif deskriptif analisis. Adapun hasilnya adalah satu-satunya repertoar tari Jaipongan yang enerjik, dinamis, dan maskulin dengan menggunakan duhung sebagai propertinya.  Kata Kunci: Jaipongan, Tari Kawung Anten, Estetika Tari.  ABSTRACT. Estetika Dance Jaipongan Kawung Anten Gugum Gumbira Works, Desember 2020. Kawung Anten is one of the Jaipongan dances created by Gugum Gumbira around1991, the background story of a princess from the Sumedang Larang Kingdom named Kawung Anten who got a task from her father, Prabu Jaya Perkosa, to guard the hanjuang tree. This dance has different characteristics from the previously created Jaipongan dance works, especially in the property used, namely the duhung (a traditional weapon originating from Sumedang). Starting from this difference, it became one of the writers' interests to conduct further research in an effort to explore the aesthetics of the Jaipongan Kawung Anten Dance. This research uses the instrumental aesthetic theory of A.A.M Djelantik using a descriptive qualitative analysis method approach. The result is the only repertoire of Jaipongan dance that is energetic, dynamic, and masculine using duhung as its property. Keywords: Jaipongan, Kawung Anten Dance, Dance Aesthetics.       
PENCIPTAAN KARYA TARI TWIST Ariel Nurannisa Mulyanegara dan Dindin Rasidin
Jurnal Seni Makalangan Vol 7, No 2 (2020): “Gemulai Gerak Ketubuh Tradisi Mencipta Enerji Dinamis Tari Kreasi”
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/mklng.v7i2.1411

Abstract

ABSTRAKSosial media memiliki banyak manfaat, mulai dari menghubungkan komunikasi satu sama lain sampai media untuk mengekspresikan diri. Namun dibalik kelebihan itu, media sosial juga memiliki kekurangan yang dapat merugikan diri. Salah satunya adalah kecenderungan untuk membandingan diri sendiri terhadap orang lain yang dirasa lebih sempurna atau lebih baik dari diri sendiri sehingga munculnya ketidakpercayaan diri. Hal itu merupakan suatu sifat dimana seseorang merendahkan diri sampai titik merasa tidak mempunyai nilai diri, padahal masih dapat diatasi dengan menyadari kemampuan diri sendiri, dan itu termasuk self love atau menyayangi diri sendiri. “TWIST” merupakan karya tari tari tunggal dengan metode garap non-tradisi yang berlatar belakang dari fenomena tersebut. Garapan tersebut menceritakan sebuah transisi seseorang yang tidak percaya diri, menyadari kelebihan dirinya yang tersembunyi, dan akhirnya menjadi percaya diri. Kata Kunci: Ketidakpercayaan Diri, Transisi, Percaya Diri.  ABSTRACT. Twist Dance Creation, Desember 2020. Social media has many benefits, from connecting communication with one another to media for self-expression. But behind these advantages, social media also has drawbacks that can be self-defeating. One of them is the tendency to compare yourself to other people who feel more perfect or better than yourself, resulting in self-distrust. It is a trait where a person lowers himself to the point of feeling he has no self-worth, even though it can still be overcome by realizing one's own abilities. and that includes self love or cherishing yourself. TWIST" is a single dance work with a non-traditional working method with the background of this phenomenon. This work tells of a transition of someone who is not confident, realizes his hidden strengths, and finally becomes self-confident. Keywords: self-distrust, transition, self-confidence. 

Page 1 of 1 | Total Record : 9